Nematoda ini memiliki ciri umum kerangka kepala
tidak ada atau kurang berkembang Ovarium tunggal
vulva terletak di antara pertengahan panjang tubuh
dan anus Ekor nematoda betina meruncing Nematoda jantan mempunyai sayap ekor tetapi
tidak mencapai ujung ekor Kelenjar esofagus berada di dalam basal bulbus
sebagian kecil tumpang tindih dengan usus
CIRI-CIRI
UMUM :
1.
mempunyai saluran pencernaan dan
rongga badan, rongga badan tersebut dilapisi oleh selaput seluler sehingga
disebut SPEUDOSEL atau
PSEDOSELOMA.
2.
Potongan melintangnya berbentuk
bulat, tidak bersegmen dan ditutupi oleh kutikula yang disekresi oleh lapisan
hipodermis (lapisan sel yang ada dibawahnya).
STRUKTUR ANATOMI
SISTEM INTEGUMEN, permukaan luar tubuh cacing diselubungi oleh kutikula
yang merupakan ikatan paling sedikit tersusun oleh 5 macam protein dan dapat
dibedakan menjadi 3 lapis mulai dari permukaan secara berturutan adalah sebagai
berikut : korteks, matriks dan basal. Dibawah integumen adalah hipodermis dan
lapisan otot.
SISTEM
DIGESTI, dimulai dari mulut pada ujung anterior
tubuh yang dikelilingi oleh bibir, stoma atau rongga bukal/mulut (tidak selalu
ada), esofagus, katup esofagointestina, intestinum atau mesonteron, sekum
(ada/tidak), rektum (cacing betina) dan kloaka (cacing jantan) dan anus.
SISTEM
SYARAF, sejumlah ganglia dan syaraf membentuk
cincin yang mengelilingi ismus esofagus, dari cincin syaraf tersebut keluar 6
batang syaraf menuju ke anterior dan 4 ke posterior.
SISTEM REPRODUKSI, jenis
kelamin kebanyakan nematoda adalah terpisah (uniseksual). Pada cacing jantan
terdiri dari satu atau kadang-kadang dua testis tubuler. Secara berturutan
setelah testis, vas eferens, vesikulum seminalis (sebagai tempat menyimpan
sperma), vas deferens dan terakhir kloaka. Disebelah dorsal kloaka ditemukan
kantung spikulum yang biasanya ditemukan 1atau 2 atau tidak spikula (alat untuk
kopulasi).
Disekeliling anus ditemukan beberapa papila yang
kadang-kadang bertangkai serta susunan berbeda pada setiap jenis cacing.
Ekor cacing jantan dapat dibedakan menjadi dua tipe ,
yaitu yang berupa sayap yang terbentuk dari kutikula sepanjang ekor cacing dan
tidak terlalu melebar disebut ALA CAUDAL
sedangkan yang melebar membentuk bentukan yang disebut BURSA (berfungsi
untuk memegang cacing betina saat kopulasi).
Sistem reproduksi cacing betina terdiri dari 2 atau 1
ovarium tubuler, berikutnya masing-masing oviduks, uterus (bagian uterus ada
yang meluas membentuk “” Reseptakulum Seminalis ” yaitu kantung sperma) ,
vagina dan terakhir vulva.
SIKLUS HIDUP
Siklus hidup cacing nematoda secara umum dapat dibagi
menjadi dua :


Telur menetas (diluar tubuh hospes) menghasilkan L1, kemudian melewati
dua kali ekdisis (ganti selubung) menjadi L2 dan L3. Stadium L3 disebut stadium
infektif, karena kalau termakan oleh hospes akan berkembang menjadi cacing
dewasa. Sedangkan L1 dan L2
walaupun sama-sama termakan tidak akan menjadi dewasa. Ada pula L3 yang selain
infektif melalui mulut (termakan) bisa pula
menembus kulit.
Telur berkembang diluar tubuh hospes, tetapi tidak menetas. Larva infektif (L2) tetap didalam
telur . infeksi melalui mulut (termakan).
contoh : Ascaris sp.

1.
Telur menetas atau cacing vivipar
dan larvanya masuk kedalam hospes antara. Setelah hidup bebas sebentar,
misalnya Metastrongylus sp. . Hospes
intermidier termakan oleh hospes definitif.
2.
Telur tidak menetas dan tertelan
oleh hospes antara, misalnya Thelazia sp., acuaria sp. Hospes
antara dimakan oleh hospes definitif.
3.
Cacing vivipar dan larvanya masuk
kedalam darah hospes, dan dihisap oleh hospes intermidier penghisap darah
(nyamuk) tempat tumbuhnya larva infektif. Pada waktu hospes antara menghisap
darah hospes definitif, larva infektif keluar dari probosis hospes antara
menembus masuk kedalam hospes definitif melalui kulit . misal : dirofilaria
sp.
Didalam siklus hidupnya larva cacing dalam tubuh hospes dapat mengalami
:
1.
Migrasi
a.
migrasi melalui pembuluh darah
b.
migrasi melalui pembuluh limpatic
2. tidak mengalami migrasi.